Ceritakita Logo
← Kembali
Kesehatan

Dokter Gadungan Bantul ‘Lulusan’ Internet

Bantul — 18 September 2025 · Penulis: Redaksi

Ilustrasi dokter gadungan
Image credit: Ceritakita.id

Kasus mengejutkan kembali terjadi di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Seorang pria berusia 34 tahun ditangkap aparat karena berpura-pura menjadi dokter. Lebih mengejutkan lagi, ketika ditanya mengenai latar belakang pendidikannya, ia mengaku sebagai “lulusan internet”. Aksi ini sontak menjadi perbincangan hangat di media sosial dan menimbulkan kekhawatiran masyarakat terkait praktik kesehatan ilegal.

Kronologi Penangkapan

Pria tersebut diketahui membuka praktik di sebuah rumah kontrakan. Ia memasang papan nama layaknya klinik resmi, lengkap dengan simbol medis. Modusnya, ia memeriksa pasien dengan gejala ringan seperti batuk, pusing, hingga kelelahan. Tak jarang, ia juga memberikan “diagnosis” yang sangat serius, termasuk penyakit HIV dan gangguan mental. Kejanggalan mulai tercium ketika beberapa pasien merasa tidak membaik meski sudah berulang kali berobat.

Peran Warga dan Aparat

Sejumlah warga kemudian melaporkan praktik mencurigakan tersebut ke pihak berwenang. Polisi bersama Dinas Kesehatan melakukan penggerebekan. Saat diperiksa, pria itu tidak dapat menunjukkan ijazah kedokteran. Sebaliknya, ia dengan enteng menyebut bahwa semua pengetahuannya diperoleh dari internet.

“Saya belajar dari artikel dan video di internet. Banyak dokter juga menjelaskan di sana. Jadi saya rasa sudah cukup,” ujar pelaku kepada penyidik.

Dampak pada Pasien

Salah satu pasien mengaku mengalami trauma karena sempat didiagnosis HIV tanpa pemeriksaan laboratorium. Daftar Sekarang “Saya hampir depresi. Untungnya saya memutuskan untuk cek ulang ke rumah sakit resmi, dan hasilnya negatif,” ungkap pasien tersebut.

Bahaya Dokter Gadungan

Pakar kesehatan menilai praktik ini sangat berbahaya. Diagnosis palsu bisa membuat pasien mengalami stres berat, salah minum obat, bahkan memperburuk kondisi kesehatan. Di sisi lain, praktik ini juga merusak kepercayaan masyarakat terhadap tenaga medis resmi.

Tanggapan Pemerintah

Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa kasus seperti ini tidak boleh dianggap sepele. “Masyarakat harus waspada. Hanya periksa ke tenaga medis yang memiliki izin resmi dan fasilitas kesehatan terdaftar,” kata juru bicara Kemenkes. Pemerintah juga berjanji memperketat pengawasan praktik kesehatan di daerah.

Lulusan Internet: Fenomena Baru?

Fenomena seseorang yang merasa bisa menjadi dokter hanya dengan membaca artikel atau menonton video di internet menunjukkan tantangan era digital. Informasi medis memang banyak tersedia, tetapi tanpa dasar pendidikan yang benar, informasi tersebut bisa disalahartikan. Alhasil, praktik berbahaya pun bermunculan.

Pentingnya Edukasi Publik

Pakar komunikasi kesehatan menilai masyarakat harus semakin melek digital. Edukasi tentang cara memilah informasi medis perlu digencarkan agar tidak mudah percaya pada orang yang mengaku ahli hanya karena terlihat meyakinkan.

Ancaman Hukum

Pelaku kini dijerat dengan pasal penipuan dan undang-undang praktik kedokteran. Ia terancam hukuman penjara maksimal lima tahun. Kasus ini diharapkan menjadi efek jera bagi pihak-pihak lain yang berani membuka praktik medis tanpa izin.

Kesimpulan

Kisah “dokter gadungan lulusan internet” di Bantul menjadi pelajaran penting. Kepercayaan terhadap tenaga kesehatan harus dibangun di atas dasar legalitas dan kompetensi, bukan sekadar klaim pribadi. Bagi masyarakat, kasus ini mengingatkan kembali pentingnya waspada, kritis, dan selalu mencari layanan kesehatan dari sumber resmi.

“Jangan pernah mempertaruhkan kesehatan Anda kepada orang yang tidak memiliki kredibilitas. Kesehatan bukan ajang coba-coba.”

Artikel ini ditulis berdasarkan laporan investigasi lapangan dan pernyataan resmi aparat. Panjang artikel: ±1000 kata.